Review Toyota Calya 2016
Hallo Toyota Lover, kali ini penulis coba menguraikan atau me review Toyota Calya 2016. Meski terlambat tapi ga apa apalah. Ini adalah mobil yang sangat ditunggu banyak orang, dan spyshotnya tersebar dimana-mana, karena ini mobil murah.
Yang lebih besar, dan lebih baik daripada Datsun tersebut. Toyota Calya launchingnya di GIIAS 2016. Ini adalah Toyota Cayla yang G, Automatic. Toyota Calya sebenarnya bukan Ayla dibalik dan ditambah C. Kata Cayla diartikan sempurna tanpa cacat. Tapi memang karena mobil ini baru, bukan bekas jadi sempurna tidak ada cacatnya.
Ada saudara kembar beda rumah, versi Daihatsu nya yang namanya Daihatsu Sigra. Tapi kali ini berbedanya semakin kental. Merupakan saudara kembar yang beda gizi.
Karena perbedaan paling mencolok pada mesinnya. Kalau sekilas kesan pertama memandangnya seperti Avanza sama sekali tidak terlihat seperti Agya atau Ayla besar. Ini lebih mirip dengan Avanza yang sedikit lebih kecil. Sekilas, besarnya mirip seperti Nissan Grand Livina. Dan menurut kami, mobil ini tidak terlalu jelek.
Lampu Belakang
Lampu belakangnya khas MPV Toyota jaman sekarang yaitu Vampire Back. Dan, bagian ini merupakan tambahan asesoris. Yang menurut kami lebih bagus kalau tidak pakai. Namun, yang paling mengerikan.
Mobil ini akan membuat jalanan semakin-makin macet. Saat ini, rata-rata pertumbuhan kendaraan roda empat di Jakarta adalah 1600 unit per hari! Ini 1 unit per menit! Sementara penambahan jalan teramat sangat sedikit. Nanti kalau subway (kereta bawah tanah) nya jadi, kami yakin sebentar saja sudah melebihi kapasitasnya.
Karena setiap Toyota dan Daihatsu kalo ngeluarin mobil murah, pasti banyak dibeli orang walaupun ekonomi kita lagi payah.
Karena ini dari Toyota Group, yang orang beli tidak terlalu peduli dengan kualitasnya.
Namun yang ini berbeda.
Mesin Toyota Calya
Mesinnya 4 silinder bukan 3 silinder membuat getarannya jauh lebih halus dibandingkan Agya dan Ayla. Namun beda cerita dengan Daihatsu Sigra yang masih memakai mesin 1000cc 3 silinder. Mesin Calya 1200 cc yang tidak 100% sama dengan Toyota Etios, yang mukanya jelek itu. Karena yang ini Dual VVT-i, yang pasti bikin lebih irit bensin.
Interior Toyota Calya
Masuk kedalam mobil sempurna tanpa cacat ini, bersuasana kecoklatan macam Avanza yang Facelift.
Desain dashboardnya biasa saja tapi jauh lebih mendingan dibanding Agya dan Ayla. Namun, seperti biasa mobil sekelas ini lengkap dengan plastik-plastik keras dan murah. Namun tidak semuanya keras, ada juga bagian empuknya tanpa disengaja.
Ada beberapa tempat-tempat penyimpanan, di laci tentunya yang lumayan lega. Disini yang kami tidak tahu untuk naruh apa dibawah sini juga ada. Dan pintu depannya bisa buat naruh dijamin tidak kehausan kalau ada botol minumnya, Botol minum yang ada isinya.
Ada Electric Mirror dan semuanya Power Windows. Posisi duduknya menurut kami masih tetap seperti Agya dan Ayla yang ketinggian. Andai bagian belakangnya bisa diturunkan sedikit pasti lebih nyaman, dan andai setirnya bisa disetel, ini tidak bisa diatur sama sekali.
Jarak antara setir dengan badan memang lebih baik daripada Agya dan Ayla. Tapi, akan lebih enak lagi kalau sedikit lebih didekatkan dengan badan setirnya. Head unit nya lumayan lengkap dengan Bluetooth, tapi suaranya agak kurang bagus.
Setidaknya hanya perlu upgrade speaker dan tambah power, tidak perlu ganti Headunitnya kecuali kalau pengen navigasi.
ACnya sepeti biasa dengan dua puter-puteran andalan ini. Andai ada satu puter-puteran lagi untuk mengarahkan AC ke kaki dan ke kaca depan, kadang yang ke kaki itu lumayan penting kalau sedang pake Crocs kaki suka kepanasan.
Tuas transmisi berada di dashboard yang menurut kami bagus-bagus saja karena tidak jauh-jauh dari setir.
Andai gigi terendahnya adalah gigi 1 bukan gigi 2 karena untuk tanjakan-tanjakan yang agak ekstrim, sangat membutuhkan gigi 1 terus tanpa ngoper ke 2.
Mengenai remnya
Rem depannya disc ya tentunya dan belakangnya tromol ya tentunya juga. Karena, Fortuner saja masih tromol. Tapi, ini sudah ABS. Kami mencoba jalan sedikit dan menginjak gas agak dalam. Dapat dipastikan tarikan awalnya kurang di RPM rendah cenderung payah.
Mudah-mudahan RPM tingginya lebih terasa torsinya. Yang unik adalah rem tangannya yang bentuknya mirip dengan tuas transmisi otomatisnya, walaupun aneh tapi masih jauh lebih baik daripada Datsun yang seperti Kijang Super.
Yang tidak bagus walaupun, namanya Kijang Super. Setirnya polos, tidak ada tombol-tombol untuk kegiatan jempol, dan ini tidak bisa diganti dengan setir racing Karena ini Calya G, yang ber airbag Airbag bukan hanya di setir tapi juga di penumpang.
Ini yang paling kami suka ada Armrestnya di depan. Ini membuat kenyamanan lebih. Dan armrestnya kalau diangkat bisa bikin duduk berdekatan dengan pasangan anda di depan. Sebelum kami ke row ke 2 kami coba dulu row ke 3 nya.
Jok Mobil
Melipat jok baris kedua hanya dengan satu tuas, dan untuk badan seukuran Om Mobi muat di row ketiga namun memang kepalanya mentok padahal tidak pake helm. Di belakang sini ada dua tempat gelas kalau diisi botol minuman pasti bikin tidak haus penduduk baris ketiga.
Kami beranjak ke baris kedua di belakang posisi nyetir Om Mobi. Hmm, ini sempit tapi masih muat.
Oh, ternyata baris ketiga tadi ruang kaki nya lega karena ini dimajukan. Setelah dimundurkan, kami kagum leganya ruang kaki termasuk ruang kepalanya juga untuk baris kedua ini.
Kalau diduduki tiga orang seukuran Om Mobi, kami yakin tidak akan muat tapi bisa dipaksakan.
Yang duduk ditengah masih kebagian sabuk pengaman tiga titik yang diambil dari plafon. Dan ada colokan listriknya. Ini penting karena didalam mobil suka rebutan charger penting untuk pemain Pokemon Go.
Ini bagian yang aneh, ini bukan Double Blower. Hmm, ini namanya Double Blower tapi tanpa evaporator. Nyedot udara dari depan dan dihembuskan ke belakang yang mungkin harapannya adalah dari AC yang keluar dari atas dashboard ini.
Apakah dingin? Yaa dingin sedingin AC mobil yang lagi agak rusak freon nya kurang. Ini judulnya adalah kipas angin mendorong udara dari depan ke belakang. Baris pertama jok nya nyambung sama sandaran kepalanya yang kami tetap merasa kurang tinggi bagian peristirahatan kepala ini.
Namun baris kedua dan ketiga sandaran kepalanya dipisah dan bisa diatur. Kalau semua diturunkan bikin semakin mudah melihat ke belakang pas parkir. Pada saat mundur markirin mobil ini, kami kaget ada bunyi-bunyian ternyata Parking Sensor. Untung kami dengar kalau tidak sudah nabrak tiang.
Oh iya, ada ini suatu hal yang simpel yang harusnya ada di setiap mobil. Ada handel pintu bagasi ini penting untuk kepraktisan. Secara keseluruhan, untuk harga yang tidak terlalu beda jauh dari Agya dan Ayla pada mobil ini anda akan jauh mendapatkan lebih.
Post a Comment for "Review Toyota Calya 2016 "